Sejarah Singkat Krui, Pesisir Barat Lampung

pantai labuhan jukung

Krui, yang kini menjadi ibu kota Kabupaten Pesisir Barat, Lampung, menyimpan sejarah panjang sekaligus kekayaan budaya yang masih terjaga hingga sekarang. Nama Krui sendiri diyakini berasal dari istilah lokal yang merujuk pada daerah pesisir dengan tanah subur dan hasil bumi yang melimpah.

Sejak berabad-abad lalu, wilayah ini dihuni masyarakat adat Saibatin Pesisir yang menganut sistem kepemimpinan adat turun-temurun yang disebut penyimbang. Kehidupan masyarakatnya banyak dipengaruhi oleh tradisi leluhur, mulai dari sistem kekerabatan, hukum adat, hingga ritual budaya yang masih dipraktikkan hingga kini.

Dalam catatan sejarah, Krui pernah berada di bawah pengaruh Kerajaan Sekala Brak, yang dianggap sebagai asal-usul masyarakat Lampung. Pada masa kolonial Belanda, Krui menjadi jalur penting perdagangan lada dan kopi, dua komoditas yang pernah menjadikan Lampung terkenal hingga mancanegara.

kantor pemerintah daerah krui
Selain sejarah dan adatnya, Krui juga dianugerahi alam yang luar biasa. Pantai-pantainya tidak hanya menjadi sumber kehidupan nelayan setempat, tetapi juga kini dikenal dunia sebagai surga bagi peselancar. Pantai Tanjung Setia misalnya, terkenal dengan ombaknya yang menantang dan menjadi destinasi favorit wisatawan mancanegara.

Seiring waktu, Krui berkembang pesat. Tahun 2012 menjadi momen penting ketika wilayah ini resmi menjadi bagian dari Kabupaten Pesisir Barat, hasil pemekaran dari Lampung Barat. Status baru ini membuka jalan bagi pembangunan yang lebih merata, sekaligus memperkuat identitas Krui sebagai pusat sejarah, budaya, dan pariwisata di pesisir barat Lampung.

Posting Komentar untuk "Sejarah Singkat Krui, Pesisir Barat Lampung"